Malam ini tanggal 12 November 2013 di mana saatnya aku merasakan rindunya kehangatan seseorang yang paling aku sayangi yaitu ayah, rasa canda , tawa , serta pelukan ayah teringat di bayanganku . ketika aku sakit , selain ibu ayah pun merawatku dengan kasih sayangnya , ketika aku bosan di rumah ayah yang selalu hadir untuk menemaniku di saat aku bosan hingga aku tidak merasakan bosan lagi ketika aku sedang ketakutan ayahlah yang memeluk ku dan berkata "ayah ada di sini de, jangan takut" , ketika aku sedang takut dengan hewan yang paling aku tidak suka ayah pun menggendongku . aku sangat dekat sekali dengan ayah karna ayah selalu ada di sisi aku di saat aku membutuhkan nya , walaupun kasih sayang itu sama halnya yang di berikan oleh ibuku tapi aku lebih dekat sekali dengan ayah ....ketika aku berfikir dengan hal ini :
ayah , , di saat aku sangat dekat , dekat sekali denganmu , kenapa engkau harus pergi untuk meninggalkanku ? aku hanya bisa menjawabnya :
takdir lah yang memisahkan aku dengan ayah , ayah yang sangat baik , baik sekali dan karena paling di sayang oleh allah , allah lah yang akan mengambilkan nya kembali .....
sekarang aku sedang merindukanmu, tapi hanya doa lah yang bisa aku pancarkan untuk ayah , sepi sekali rumah tanpa adanya sesosok ayah , hampa ,, hampa ,,, dan hampa yang aku rasakan hingga saat ini . tapi hidupku tidak boleh selalu sedih , aku ingin selalu tersenyum supaya ayah tidak sedih untuk melihat aku di sini , , , , T,T
Selasa, 12 November 2013
Alinea
A.Alinea
pengertian
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
pengertian
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya
kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin
bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika
dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah
yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari
satu ide atau masalah.
2) Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal
istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika
aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara
repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat
dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai syarat paragraf.
Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea
pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling
pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu
disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para
pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para
pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau
dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk
memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi
pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan
pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah
wacana atau karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan.
Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu
wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan
cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya
harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran
yang masuk akal atau logis.
3. Alinea Penutup
Alinea
penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu
wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari
masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan
sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan
yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena
bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik
ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan
tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para
pembaca.
Untuk menciptakan sebuah wacana
atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para
pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang
kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau
karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita
supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca
oleh banyak orang.
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik
karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide
utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang
menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf
deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik,
pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan
dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda .
Metode pengembangan paragraf
akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu:
persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode
tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif,
misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan
factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan
paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea
dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode
definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam
metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti
sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang
jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan
cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita
definisikan di dalam teks definisi itu
2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea
menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan
atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan
atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda,
penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali
peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses
kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses
peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan.
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci
tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau
sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya
argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula,
belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling
disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus
relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak
dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam
media massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang
paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya
bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk
perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi
persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk
mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau
dipertentangkan satu sama lainnya.
Dftar pustaka :
http://arifkurnia24.blogspot.com/2010/11/macam-macam-alinea.html
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
http://denimulya.blogspot.com/2009/12/makalah-alinea_23.html
Dftar pustaka :
http://arifkurnia24.blogspot.com/2010/11/macam-macam-alinea.html
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
http://denimulya.blogspot.com/2009/12/makalah-alinea_23.html
Kalimat Efektif
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang
memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar
atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau
pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu
kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
• Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
• Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
• Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
• Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
• Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
• Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
• Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
• Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
• Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
• Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
• Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas
Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
4. KEHEMATAN KATA
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
Menghilangkan pengulangan subyek
Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Mestinya menggilangkan kata ia
Mestinya menggilangkan kata warna
Mestinya menggilangkan kata ke atas
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.
5.KESATUAN GAGASAN
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
6.KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.
Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif
daftar pustaka :
http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/
http://tegaring.blogspot.com/2012/12/52-pengertian-kalimat-efektif-beserta.html
http://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/
http://chanylinesusi.blogspot.com/2013/10/kata-pilihan-kata-serta-kalimat-efektif.html
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
• Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
• Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
• Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
• Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
• Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
• Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
• Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
• Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
• Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
• Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
• Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas
Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
4. KEHEMATAN KATA
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
Menghilangkan pengulangan subyek
Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
- Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
Mestinya menggilangkan kata ia
- Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
Mestinya menggilangkan kata warna
- Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Mestinya menggilangkan kata ke atas
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.
5.KESATUAN GAGASAN
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
6.KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.
Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif
Hal yang berhubungan dengan
kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu
kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang
saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari
pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus
menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar
diakhir kalimat.
Syarat-syarat pembentukan Alinea :
1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama
mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang
membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan
menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan
disampaikan secara tepat.
Pola Pengembangan Alinea :
a. Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan
kembali pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di
paragraph tersebut.
Disetiap alinea pasti ada
kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat
melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat
utama dan kalimat penjelas.
-Kalimat Utama
Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama
bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat
inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh
kalimat penjelas.
-Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat
utama suatu paragraph.
· Jenis-jenis alinea
berdasarkan letak ide pokok
Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain
sebagai berikut:
a.Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b.Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c.Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal
dan akhir paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf
narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga
kalimat utama.
f.Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang
menunjukan
kalimat utama antara lain sebagai berikut:
~ Sebagai kesimpulan……, ~ Dengan demikian……,
~ Yang penting………., ~ Intinya………,
~ Jadi………., ~ Pokoknya………,
Berikut adalah macam macam paragraf menurut letak kalimat utamanya
Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara
lain sebagai berikut:
A.Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal
paragraf.Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam
kalimat pertama.Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Satu satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi
sektor sektor di bidang pertanian. Misalnya,perikanan masih meningkat cukup
mengesankan,yaitu 6,65 persen;demikian pula perkebunan ,yang meningkat 6,46
persen.Secara Umum,konstribusi dar sektor sektor pertanian terhadap produk
domestik bruto(PDB)meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal selama
30 tahun terakhir,pangsa sektor pertanian meroso dara tahun ke tahun.
B.Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir
paragraf.Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian.Kemudian dari
fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri,shin-chan tidak dianggap
sebagai role model yang baik buat anak anak.Protes pun bermunculan.Ruang surat
pembaca di koran koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik
yang laris manis itu.Umunya surat itu datang dari kalangan ibu.Menurut mereka
dalam suratnya,kelakuan shin-chan diikuti oleh anak anak. Shin-chan,dimata para
orang tua di indonesia,adalah setan kecil penebar virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa Shin-chan
merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya.Karena dalam paragraf
tersebut dikatakan bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.
C. Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan
utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat
dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan
kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada sektor
agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi
tersebut dapat terjadi,yang over valued harus dihindari.Memang,krisis ekonomi
yang sedang berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal
ini,pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme
pasar menemukan keseimbangannya.Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri
terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri industri yang mampu
survive pada nilai tukat yang ada dengan agrobisnis.Bagi sektor
Agrobisnis,semakin melemah rupiah asal stabil.akan semakin baik.
C. Contoh Kalimat
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek,
predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu,
tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
6. Keparalelan atau Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
daftar pustaka :
http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/
http://tegaring.blogspot.com/2012/12/52-pengertian-kalimat-efektif-beserta.html
http://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/
http://chanylinesusi.blogspot.com/2013/10/kata-pilihan-kata-serta-kalimat-efektif.html
Kata dan Pilihan Kata
PILIHAN KATA
(DIKSI)
pengertia
pada
dasarnya diksi adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai
dalam suatu kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan
bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan.
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata yang dapat
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut dapat dengan tepat
ada pada majinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata yang
dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa
perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki daftar kata.
Persoalan ketepatan pilihan kata dari daftar kata itu akan menyangkut
pula masalah makna kata dan kosa kata
seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling
tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata
yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan
atau seleksi kata.
Pemilihan kata
bukanlah sekadar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga
memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan
konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan
nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata
diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pilihan kata adalah di antaranya
penulis/pengarang mampu membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
kata, mampu mengetahui kata kerja yang menggunakan kata depan yang harus
digunakan secara idiomatis, mampu membedakan kata-kata yang mirip
ejaannya, menghindari kata-kata ciptaan sendiri, waspada terhadap
penggunaan kata asing, dan mampu membedakan dengan cermat kata-kata yang
hampir bersinonim..
yang perlu di amati dari pemilihan kata yaitu :
1.
Kemampuan
memilih kata dimungkinkan bila seseorang memilki kosa kata yang luas.
2.
Kemampuan
membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansaserumpun.
3.
Kemampuan
untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu.
Ada syarat Ketepatan
untuk Pemilihan Kata
Terdapat 6 syarat, diantaranya :
1.
Dapat
membedakan antara denotasi dan konotasi.
Contoh :
•Bunga mawar
•Bunga bank
2.
Dapat
membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh :
•Pengubah
•Peubah
3.
Dapat
membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya.
Contoh :
•Intensif –
insetif
•Preposisi –
proposisi
4.
Dapat
memahami dengan tepat makna kata - kata abstrak.
Contoh : Kebijakan, kebajikan, kebijaksanaan.
5.
Dapat
memakai kata penghubung yang berpasang secara tepat.
Contoh :
•Antara….dan….
•Tidak….tetapi…
6.
Dapat
membedakan kata-kata umum dan kata khusus.
Contoh :
•Kata umum :
melihat
•Kata khusus :
melirik, melotot, mengamati, mengawasi.
imbuhan dari bahasa asing
Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-,
dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini
sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.
Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.
Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)
Struktur
leksikal adalah bermacam-macam relasi semantic yang terdapat pada kata.
Struktur leksikal , antara lain ;
sinonim, polisemi, homonym, hiponim, dan antonym.
a.
Sinonim ; memilki makna yang sama.
Contoh Sinonim :
- binatang =
fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu =
berjumpa
- buruk = jelek
- bunga =
kembang
- mati = wafat
- hulubalang =
komandan
- aku = saya
- melihat =
melirik
b.
Polisemi ; suatu kata yang mempunyai makna
lebih dari satu.
Contoh Polisemi :
Misalnya : “ Kepala”
-
Guru yang dulunya pernah menderita cacat
mental itu sekarang menjadi kepala
sekolah smp
kroto emas (kepala berarti pimpinan).
-
Kepala
anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus (kepala
berarti bagian
tubuh manusia yang ada di atas).
-
Tiap
kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng (kepala
berarti
individu).
c. Homonin ; kata yang bentuk penulisan dan
pengucapannya sama tetapi artinya berbeda.
Contoh Homonimi
:
Misalnya, antara
kata bisa yang berarti ‘ racun ular’ dan kata bisa yang berarti ‘ sanggup’.
d. Hiponim ; relasi antar kata yang yang berwujud
ats-bawah , atau dalam suatu makna terkandung
sejumlah makna yang lain.
e. Antonim ; makna yang wujud logisnya sangat
berbedda dan betentangan.
Contoh Antonimi
:
- Kata hidup dan
mati
- Kata besar dan
kecil
- Kata suami dan
istri
- Kata keras dan
lembek
- Kata naik dan
turun
- Kata kaya dan
miskin
- Kata surga dan
neraka
- Kata laki-laki
dan perempuan
- Kata atas dan
bawah
http://xxx-myzoners.blogspot.com/2013/01/pilihan-kata-diksi.html
http://dahlanforum.wordpress.com/2011/12/21/imbuhan-man-wan-dan-wati-sastra-bahasa-indonesia/
http://www.yadi82.com/2012/02/imbuhan-asing-man-wan-wati-i-wi-iah-is.html
Langganan:
Postingan (Atom)